Jakarta, Djatinegara.com-Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) resmi menghentikan siaran TV Analog atau Analog Switch Off (ASO) pada 2 November 2022 pukul 24.00 WIB. Tercatat, pada tahap awal ada 230 kabupaten/kota yang telah dilakukan penghentian siaran TV analog.
Ternyata kebijakan tersebut mendapat banyak penolakan salah satunya Teofilus Mian Parluhutan selaku Direktur Eksekutif Gerakan Muda Visioner menurut Teofilus menyebutkan kebijakan migrasi siaran TV analog ke TV digital atau analog switch off (ASO) hanya akan merugikan mayoritas warga di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi atau Jabodetabek. Sebab, dengan begitu, warga tak bisa menikmati siaran televisi tanpa set top box (STB).
“Diperkirakan 60 persen masyarakat di Jabodetabek tidak bisa lagi menikmati siaran televisi secara analog, kecuali membeli set top box baru atau mengganti televisi digital atau berlangganan TV parabola,” Tambah Teofilus
Teofilus menyebutkan hanya segelintir pihak yang bakal sangat diuntungkan oleh kebijakan migrasi ke televisi digital, yakni pabrik atau penjual STB, karena barang dagangannya pasti laku keras. “Sebaliknya, yang dirugikan adalah masyarakat yang masih menggunakan TV analog yang pada umumnya rakyat kecil,” katanya.
Teofilus juga mempertanyakan apakah ini adalah bagian manuver politik mentri Komunikasi Dan Informatika sebagai kader partai nasdem untuk manjatuhkan nama presiden Joko Widodo di depan masyarakat kecil
“Maka dari itu kami meminta presiden Jokowi untuk mengganti Mentri Komunikasi Dan Informatika Bapak Johnny G Plate, karena membuat kebijakan yang blunder dan meresahkan Masyarakat” Tutup Teofilus
Discussion about this post