Jakarta, Djatinegara.com – Kementerian Pertanian ungkap peningkatan ekspor pertanian sebanyak 8,72% sepanjang Januari sampai Juli 2021.
Peningkatan ekspor 8,72% ini disampaikan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dengan nilai total 2,24 miliar USD.
Dalam Peningkatan ekspor 8,72% ini, ekspor migas menyumbang 94,35% dari total keseluruhan ekspor.
Peningkatan ekspor 8,72% tersebut merupakan hasil ekspor dengan negara tujuan Tiongkok, Amerika Serikat, dan juga Jepang.
Untuk Tiongkok, nominal yang didapatkan adalah 3,57 miliar USD, Amerika Serikat sejumlah 2,02 miliar USD, dan 1,19 miliar USD.
Keterangan peningkatan ekspor 8,72% ini disampaikan Instagram @kementerianpertanian pada 23 Agustus 2021.
Selain itu, terjadi peningkatan sebesar 0,06% upah buruh tani dibandingkan pada bulan Juni 2021. Peningkatan tersebut jika dinominalkan adalah dari Rp56.794,00 menjadi Rp56.829,00 per harinya.
Penambahan tersebut terjadi karena meningkatnya komoditas seperti ekspor tanaman obat aromatik, dan rempah-rempah.
Beberapa waktu lalu, menteri pertanian juga berupaya menggairahkan industri pengolahan porang guna menjamin pertumbuhan nilai ekspor.
Hal itu juga dilakukan demi menjamin kesejahteraan petani. Porang ini juga dipilih Presiden sebagai komoditas andalan baru di Indonesia.
Direktur Jenderal Tanaman pangan juga menyatakan bahwa selain burung walet dan yang lainnya, tumbuhan porang adalah mahkota dalam program gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks).
Nilai ekspor dari tanaman ini pada tahun 2020 mencapai 923,6 Miliar. Ekspor ini dilakukan dengan negara tujuan yakni China, Thailand, Taiwan, Vietnam, Myanmar, Jepang dan lain-lain.
Tanaman ini diekspor dalam bentuk chip dan tepung. Sementara benih dan umbi tidak diperkenankan dengan alasan melindungi plasma nutfah.
Discussion about this post