Jakarta, Djatinegara.com – Pernyataan Mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo, menuding komunisme telah menyusup ke tubuh TNI dengan hilangnya patung Pak Soeharto, Sarwo Edhie, dan AH Nasution beserta tujuh pahlawan revolusi di Museum Dharma Bakti yang berkaitan dengan penumpasan komunisme di Indonesia di markas Kostrad.
Menindaklanjuti pernyataan mantan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo, LBH RKN mendukung untuk ditindaklanjuti, hingga adanya pertanggungjawaban pidana dan atau adminstrasi Negara, kepada pihak-pihak, apabila benar menghilangkan patung pak Soeharto, Sarwo Edhie, dan AH Nasution beserta tujuh pahlawan revolusi dari Museum Dharma Bakti, mengingat patung-patung tersebut menggambarkan sejarah kebatinan manusia Indonesia pada saat perintah pemerantasan PKI beserta ajarannya, yang setiap tahunnya dijadikan simbul perlawanan/larangan negara terhadap ajaran Komunis.
Robi Anugrah Marpaung, S.H.,M.H selaku Ketua umum meminta Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto untuk memberikan penjelasan terkait hilangnya patung di markas Kostrad.
“Untuk itu perlu kiranya Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto memberikan penjelasan secara terbuka kepada masyarakat, apakah TNI telah disusupi Komunisme yang dimaksudkan Panglima TNI Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo dengan memperjelas keberadaan benda-benda bersejarah berupa patung-patung yang dimaksud hingga asal muasal anggaran pembuatan patung tersebut” ujar Robi
Direktur Advokasi Idiologi Arpan Marwasih Nasution, S.H. M.H patung tersebut
”Menurut kami masuk benda cakar budaya sebagaimana disebutkan di dalam Pasal 6 huruf (a) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya menyebutkan “Benda Cagar Budaya dapat: a. berupa benda alam dan/atau benda buatan manusia yang dimanfaatkan oleh manusia, serta sisa-sisa biota yang dapat dihubungkan dengan kegiatan manusia dan/atau dapat dihubungkan dengan sejarah manusia” ujar Arpan
Discussion about this post