Jakarta, Djatinegara.com – Menko Polhukam Mahfud MD turut buka suara terkait sumbangan Rp2 triliun dari keluarga Akidi Tio yang membuat heboh belakangan ini.
Sejak awal, Mahfud mengaku sudah tidak yakin dengan sumbangan bernilai fantastis tersebut.
Mahfud mengaku tidak percaya pada berita Akidi Tio tersebut lantaran modus kebohongannya sama dengan yang sudah-sudah.
“Terkait Akidi Tio saya sejak awal sudah tak yakin itu ada karena petualangan seperti itu sudah banyak memberi pelajaran bagi kita,” ungkapnya, Senin (2/8/2021).
Maka dari itu, lanjutnya, ia pun sempat mencuitkan kalimat ‘mudah-mudahan itu nyata’ di akun media sosialnya.
Menurut Mahfud, cuitan tersebut bukanlah sebuah harapan melainkan bentuk sindiran kepada orang-orang yang mempercayainya.
Mahfud kemudian menyebut beberapa fenomena kebohongan yang sempat menarik perhatian masyarakat sebelumnya.
Seperti ada orang mengaku mau menyumbang, bisa menggali uang dengan kesaktian ajaib, bisa menemukan obat untuk 1.000 penyakit namun ternyata bohong belaka.
Selain itu, ada pula yang pernah mengaku menemukan harta karun peninggalan Majapahit, tetapi tak jelas bagaimana asal-usulnya.
Kemudian pernah ada yang menunjukkan sertifikat pengakuan utang miliaran dolar Amerika Serikat kepada Presiden Soekarno oleh sebuah bank di Swiss pada tahun 1962.
Lalu minta dicarterkan pesawat dan hotel selama satu minggu untuk proses mencairkan uang tersebut bersama lima orang namun setelah dicek bank tersebut tidak ada.
Tak hanya itu, pernah juga ada yang membawa sekoper uang dolar Amerika Serikat yang per lembarnya bernilai 1.000 dolar.
Orang tersebut meminta tolong ke BI untuk ditukar dalam bentuk rupiah dan 25% akan dihibahkan kepada pemerintah.
Namun, kata Mahfud, saat di BI malah ditertawakan karena Amerika Serikat tidak pernah mencetak pecahan uang 1.000 dolar.
Lebih lanjut, Mahfud mengaku sudah bertanya kepada Gubernur Sumsel Herman Deru terkait sumbangan Rp 2 triliun dari Akidi Tio tersebut.
Mahfud menuturkan ternyata saat itu Herman hanya menghadiri undangan seremonial sebagai Forkompimda secara dadakan.
Selain itu, terang Mahfud, dalam acara tersebut juga tidak ada penyerahan barang atau dokumen apapun.
Discussion about this post