Jakarta, Djatinegara.com – Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Bidang Pertahanan dan Keamanan (PB HMI bidang Hankam) periode 2021-2023 menyelenggarakan Diskusi Publik Menakar Kandidat Panglima TNI: Peluang, Hambatan dan Tantangan Penguatan Militer Indonesia. (Rabu 07 Juli 2021).
Dalam diskusi publik tersebut hadir dua orang narasumber sebagai pemantik diskusi yang ahli dalam bidang pertahanan dan keamanan, yaitu Andi Widjajanto, S.Sos., M.Sc., yang merupakan Analis Utama LAB 45 dengan konsentrasi kajian pertahanan, hubungan internasional, dan keamanan siber dan Al Araf, S.H., M.T., yang merupakan mantan Direktur Imparsial, sebuah LSM yang bergerak di bidang pengawasan dan penyelidikan pelanggaran HAM di Indonesia.
Sebagaimana diketahui bursa pergantian Panglima TNI terus bergulir seiring masa pensiun Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dalam hitungan bulan, yaitu November 2021 ada tiga kandidat dari tiga matra yang diproyeksikan menjadi pengganti Hadi, antara lain: KSAD Jenderal TNI Andika Perkasa, KASAL Laksamana TNI Yudo Margono, dan KASAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo.
Andi Widjajanto, memaparkan bahwa LAB 45 sudah membuat kajian yang pada dasarnya menawarkan 4 (empat) pendekatan yang bisa dipakai menakar 3 (tiga) kepala staf Angkatan menjadi Panglima TNI.
Dalam kesempatan yang sama, Al Araf, memaparkan bahwa kita punya pengalaman historis yang buruk dalam konteks militer dan politik, khususnya dalam masa era Orde Baru, sehingga kepedulian atau kekhawatiran dalam kontestasi pergantian panglima TNI selalu menjadi sorotan, akankah panglima TNI yang baru akan terseret dalam arus politik kekuasaan atau tidak. Secara normatif, UU TNI memberikan beberapa poin penting dalam proses pergantian Panglima TNI.
Discussion about this post