Friday, February 3, 2023
  • Login
Djatinegara | Jatinegara
  • Nasional
  • Internasional
  • Jatinegara
  • Ekonomi & Bisnis
  • Megapolitan
  • Polhukam
  • Pendidikan
  • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Pariwisata
  • Teknologi
  • Olahraga
No Result
View All Result
Djatinegara | Jatinegara
  • Nasional
  • Internasional
  • Jatinegara
  • Ekonomi & Bisnis
  • Megapolitan
  • Polhukam
  • Pendidikan
  • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Pariwisata
  • Teknologi
  • Olahraga
No Result
View All Result
Djatinegara | Jatinegara
  • Nasional
  • Internasional
  • Jatinegara
  • Ekonomi & Bisnis
  • Megapolitan
  • Polhukam
  • Pendidikan
  • Gaya Hidup
  • Teknologi
  • Olahraga
ADVERTISEMENT
Home Opini

Serial Catatan Demokrasi Nekrofilia Dalam Tubuh HMI Cabang Jakarta Selatan

Djatinegara by Djatinegara
7 December 2022
in Opini
0
Serial Catatan Demokrasi Nekrofilia Dalam Tubuh HMI Cabang Jakarta Selatan
258
VIEWS
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT

Jakarta, Djatinegara.com-Sebagai sebuah entitas yang Independen di dalam tubuh HMI seharusnya kebebasan untuk berkontestasi dikedepankan bukan karena naskah yang sengaja dibangun untuk mengindahkan berbagai macam dialektika dalam berkontestasi yang dibangun guna kemajuan HMI terlebih khusus cabang Jakarta selatan, bagaimana tidak, nyatanya terjadi degradasi yang merajai seluruh sektor jikalau entitas yang dibentuk untuk mewadahi seluruh komisariat untuk mengadakan Konferensi Cabang yaitu Caretaker menjadikan Pion untuk melanggengkan sebuah kekuasaan dan menendang pihak yang berseberangan inilah kematian yang sesungguhnya. Bukankah kehidupan politis yang dibangun di Indonesia, karena pada dasarnya HMI berorientasi pada Keislaman, kebangsaan dan keIndonesiaan ketiga poin tersebut seharusnya berperilaku demokratis. Nyatanya HMI Caretaker Cabang Jakarta selatan mengidap sebuah penyakit Nekrofilia.

Dalam praktiknya Caretaker Sebagaimana yang diterangkan oleh Erich Fromm Mempunyai nafsu untuk membunuh agar dapat dibekukan dan disayang-sayang ( Freeze and love ) dengan cara penindasan dan penguasaan yang tersalurkan dalam sebuah wadah yang disebut sebagai Konfercab. Itu semua terlihat ketika Kandidat dipaksa untuk tidak berkontestasi. Bukan karena Konstitusinya melarang namun sebelum berkontestasi sudah dibunuh dan dibekukan inilah yang disebut oleh Ziauddin sardar sebagai reduksionisme biologis. Secara umum, reduksionisme adalah cara untuk mencapai kesederhanaan dalam disiplin tertentu, menjadikannya tujuan yang menarik dan bahwa penjelasanya dapat direduksi menjadi konstituen Individu. Yaitu untuk menaikan satu kandidat

Dalam penerjemahan ini semua berimbas pada masa depan HMI. pengadaan sesuatu guna melanggengkan salah satu kandidat yang tidak berpatok pada AD/ART HMI ternyata menjadi simpul yang menyatakan bahwa apakah ini konstitusional atau inkonstitusional.? Sudah jelas bahwa barang ini inkonstitusional.

Baca juga

Arah Juang Golkar Jakarta Timur

ADVERTISEMENT

Pasal 4 dalam ART HMI menjelaskan bahwa setiap anggota berkewajiban untuk menjaga nama baik HMI serta tunduk dan patuh kepada AD ART. Nekrofilia lanjutan nya disini ialah sifat melawan kehidupan yang sengaja dilakukan dan berlawanan dengan konstitusi yang ada dalam tubuh HMI dan pada akhirnya merusak tatanan yang sudah terbentuk sejak 1947, yaitu sejak berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam oleh Prof, Lafran Pane. Selanjutnya sebagaimana yang dijelaskan dalam 44 Indikator Kemunduran HMI yaitu kehilangan nama (tuah), kekuatan batin (yang pernah dimilikinya). Yang pada akhirnya kehilangan jatidiri sehingga tidak mempunyai kepribadian yang utuh dan berdampak dan membawa akibat yang negatif pada semua kader HMI termasuk kader yang mempunyai integritas dan Alumni.

Lalu, Siapa yang bertanggung jawab. Bukan Adolf Hitler yang dijelaskan oleh Erich Fromm. Namun Caretaker yang harus mengubah keseluruhan regulasi atas apa yang telah dilakukannya, yaitu, Tidak terlibat pada penguasaanya untuk mengintimidasi dan memakzulkan salah satu kandidat agar senantiasa selaras dengan AD ART yang telah disahkan guna kemajuan bersama dalam tubuh Himpunan Mahasiswa Islam. Yaitu kemajuan Demokrasi. PB HMI harus membuat tindakan yang bukan hanya secara preventif namun juga harus Represif.

Tags: HMI
Djatinegara

Djatinegara

Recommended For You

Arah Juang Golkar Jakarta Timur
Opini

Arah Juang Golkar Jakarta Timur

7 May 2022
Next Post
agus setiawan

Anggap Tidak Profesinal dan Nepotisme Komisariat Se-Jaksel Gugat Tim Carateker PB HMI

HMI Jakarta Selatan

Dinilai Tim Carateker Tidak Profesional HMI Komisariat Se-Jakarta Selatan Audensi dengan Kabid PAO PB HMI

Demo Jilid 2 Mahasiswa Lempar Telur Busuk dan Bakar Ban Desak Nadiem Makarim dan Abdul Kahar di Copot

Demo Jilid 2 Mahasiswa Lempar Telur Busuk dan Bakar Ban Desak Nadiem Makarim dan Abdul Kahar di Copot

Discussion about this post

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Djatinegara | Jatinegara

Portal Berita Djatinegara.com | Jatinegara

INFORMASI

  • Redaksi
  • Iklan
  • Pedoman Media Siber
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan

KATEGORI

Ekonomi & Bisnis Gaya Hidup Hiburan Internasional Jatinegara Megapolitan Nasional Olahraga Opini Pariwisata Pendidikan Polhukam Teknologi Video

© 2022 djatinegaracom. All right reserved

  • Login
No Result
View All Result
  • Nasional
  • Internasional
  • Jatinegara
  • Ekonomi & Bisnis
  • Megapolitan
  • Polhukam
  • Pendidikan
  • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Pariwisata
  • Teknologi
  • Olahraga

© 2022 djatinegaracom. All right reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In